Resensi Buku Digital Parenthink by Mona Ratuliu


Jujur deh, sebelum nikah, saya sama sekali ga tau apa itu parenting. Bener-bener tau dan mencoba belajar parenting itu ya pas hamil, karena banyaknya informasi tentang parenting yang berseliweran  di timeline Facebook.

Setelah tau apa itu parenting, saya jadi tertarik untuk baca dan cari tau lebih dalam tentang dunia parenting. Waaah, berasa dapet angin segar, karena saya dapet ilmu bermanfaat buat diaplikasikan ke anak nanti.

Dulu orangtua kita, nggak perlu baca buku dan googling untuk mendidik dan mengasuh anak. Karena sebenarnya, tiap orangtua pasti punya metode sendiri dalam hal mengasuh anak. Tapi, di zaman ini kalau nggak menjadi ibu yang update terkait pendidikan dan pengasuhan anak, pasti bakal ketinggalan hal apa aja yang sebenarnya perlu kita terapkan ke anak.

Meski orangtua kita dulu mendidik dan mengasuh anaknya tanpa ilmu parenting yang saat ini marak, tapi bukan berarti kita bisa mengikuti begitu aja cara pola asuh seperti orangtua zaman dulu. Karena beda generasi beda juga metode pola asuh yang bisa diterapkan.

Persis seperti salah satu bahasan dari buku Digital Parenthink hal 2 karya Mona Ratuliu yang 4 hari lalu beres saya baca. For me yang ilmu parentingnya masih cetek dan punya anak usianya lagi seneng-senengnya pegang gadget, baca buku Digital Parenthink ini bikin melek banget sih. Karena di dalamnya banyak panduan untuk orangtua agar bagaimana seharusnya orangtua menghadapi anak zaman now yang hidup di era digital ini.



Judul Buku   : Digital Parenthink 
Sub Judul  : Tips Mengasuh Kids Zaman Now
Penulis          : Mona Ratuliu 
Penerbit        : Noura PT Mizan Publikasi 
Tahun            :  2017
Tebal              : 199 halaman
No ISBN         : 978-602-385-513-1

Buku ini merupakan buku keduanya Mona Ratuliu yang terdiri dari 7 bab dengan 28 sub judul di dalamnya. 

Daftar Isi 
  • Bab 1 Didiklah Anak Sesuai Zamannya 
  • Bab 2 Boleh Tidak Sih, Main Gadget? 
  • Bab 3 Ortu Zaman Now 
  • Bab 4 Membatasi Anak Bermain Gadget, Mungkinkah? 
  • Bab 5 Mendidik Generasi yang Tangguh 
  • Bab 6 Menemani Anak Eksis di Media Sosial 
  • Bab 7 Aku Kids Zaman Now 

Secara keseluruhan, buku ini membahas tentang cara pola asuh kepada anak zaman now atau biasanya disebut generasi Z (Net)  yang lahir dari tahun 1995 sampai sekarang.

Kenapa generasi Z disebut juga generasi Net (Internet)? Karena generasi ini adalah generasi yang terlahir tanpa mengetahui kehidupan tanpa internet. (Hal 8)

Iyes, makanya tantangan besar bagi orangtua yang anaknya lahir di generasi Z. Karena generasi ini semuanya serba dimudahkan dengan teknologi digital. Beda dengan kita dulu sebagai generasi Y (Millenial) yang lahir antara 1981-1995. 

Dulu kita masih ngerasain yang namanya uang jajan 500 perak. Masih ngerasain kalau ada buku pelajaran yang ketinggalan, mau ga mau harus balik lagi ke rumah. Masih ngerasain yang namanya telepon umum atau wartel. Masih ngerasain punya handphone yang cuma bisa sms/nelpon.

Anak zaman sekarang? Kalau ada buku yang ketinggalan, tinggal hubungi orang rumah terus go-send. Semudah itu hidup di zaman sekarang.

Meski buku ini membahas topik yang cukup berat, tapi bahasa yang digunakan oleh Mona Ratuliu cukup ringan dan gampang dipahami. Di dalemnya juga nggak 100% tulisan, tapi juga ada gambar yang menggambarkan isi dari buku. 



Buibu kalau anaknya minjem gadget, apakah langsung dikasih gitu aja? Sama dong, saya juga langsung kasih gitu aja. Padahal seharusnya, dari sejak kecil kita ajarkan anak tentang belajar berjuang. Misalnya, kalau mau pinjem gadget, minta anak lebih dulu melakukan atau membantu sesuatu. Dengan proses ini, diharapkan anak akan mengerti bahwa untuk mendapatkan sesuatu itu kita harus berjuang. 


Belajar berjuang isinya adalah memperkaya pengalaman anak untuk terbiasa melakukan hal-hal yang tidak enak dulu sebelum mendapatkan apa yang diinginkan nantinya. Situasi seperti ini sudah langka untuk kids zaman now yang hidupnya serba mudah sehingga situasinya harus dibuat oleh orangtua supaya anak memiliki banyak pengalaman berjuang. Hal 113.

Oh, iya ada satu bahasan di buku Digital Parenthink ini yang bikin saya merasa kesindir. Yaitu di hal 66, Gadget- ku Baby Sitter-ku.


Yup, satu fenomena yang kini kerap terjadi adalah : smartphone juga berfungsi sebagai pengganti baby sitter, khususnya, untuk orangtua yang memiliki anak balita. Sering terjadi saat orangtua sedang repot dan tidak sempat bermain dengan anaknya, mereka memberikan gadget agar anak bisa duduk diam dan tidak rewel. 
Huwaaa, saya merasa kesindir banget. Kalau di rumah cuma lagi berduaan sama anak, biar dia anteng di saat saya nyuci piring atau mandi,  pasti dia saya kasih gadget. Selama megang gadget, dijamin pekerjaan saya nggak keganggu.

Padahal, momen berduaan seperti itu harusnya dimanfaatkan untuk stimulasi motorik, sensorik maupun bahasanya biar perkembangannya nambah lancar dan optimal.

Iya, pokoknya kalau baca buku ini, buibu millenial yang punya anak zaman now, siap-siap kesindir dengan fenomena fakta yang sering kita lakukan tapi sebenarnya kurang tepat.

Saya kesindir juga baca ini

Nah, jadi bagaimana metode yang benar untuk mengasuh anak zaman now? Silakan baca aja deh bukunya. Udah tersedia ko di toko buku terdekat.

Buku ini isinya bukan berdasarkan pengalaman Mona semua, tapi juga ada teori parenting dari pakar-pakar yang expert di bidangnya. Jadi InsyaAllah isinya berbobot dan bermanfaat  buat buibu macem saya.

Baca buku ini nggak bakal bosen, karena isinya nggak melulu tentang teori. Tapi juga ada beberapa gambar yang berisi percakapan survey tentang penggunaan gadget pada anak, tips dan trik membuat permainan dengan anak tanpa gagdet, panduan untuk mengontrol penggunaan gadget di rumah, dll.



Selain itu, di akhir halaman buku ini juga ada kisah inspiratif dari Naura, Naya, Keshia, dan Rafi Sudirman yang membagikan kisahnya bagaimana mereka membangun cita-citanya melalui gadget.
Ketika gadget masih dimanfaatkan sebagai alat untuk mencari informasi penting, alat bantu untuk mengerjakan tugas sekolah, menonton film bersama keluarga, atau bermain game edukasi dengan batas waktu tertentu, tentunya gadget masih bisa dikatakan bermanfaat untuk anak-anak. Namun, apabila gadget dirasakan sudah berubah fungsi menjadi senjata yang mematikan, yang menimbulkan keresahan dan kekhawatiran terhadap kesehatan fisik maupun mental, sebaiknya pertimbangkan lagi kalau ingin membiarkan anak bermain gadget. Hal 56
Jadi, keputusan ada di tangan kita, orangtua.

Salam, 

8 komentar

  1. Pernah lihat iklan buku ini sih, tp sebelumnya nggak tertarik. Tp baca review tulisan mba jd penasaran kayaknya relate banget sama kehidupan kita sebagai mahmud jaman now.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Really really relate mba sama buibu millenial macem kita.

      Yuk, mba diorder :D

      Hapus
  2. buku ini kisah beneran seharian ya Mba, enak diaplikasikan.
    Inspiratif juga, buat bunda-bunda.

    BalasHapus
  3. Wah buku ini harus dicariii. Cocok buat emak2 jaman now yang mendidik anak di era sejak lahir menghirup wifi. Makasih reviewnya. Daftar isinya aja udah bikin kepo. Hihi

    BalasHapus
  4. Wah menarik bukunya ada gambar, ini Mona ratuliu yg artis itu kan ya?

    BalasHapus
  5. saya penasaran banget nih sama buku ini. bayi saya usianya 3 bulan udah bisa meleng coba kalo denger bunyi handphone atau TV huu saya jadi khawatir kedepan dia bisa kecanduan gadget amit amit, makanya harus belajar ilmunya biar teknologi bisa menjadi manfaat gak malah mudharat buat anak. makasi sharingnya mba

    BalasHapus
  6. Usually, I never comment on blogs but your article is so convincing that I never stop myself to say something about it. You’re doing a great job Man. Best article I have ever read

    Keep it up!

    BalasHapus
  7. Wah, ini buku baru mba Mona Ratuliu ya. Aku suka gaya dia bercerita di buku sebelumnya. Jadi pengen beli buku ini juga deh

    BalasHapus

Welcome to my second home, dan terima kasih sudah mampir ke rumah.