TBC bisa Disembuhkan dengan Obat Gratis dari Pemerintah



Kemarin, tepat pada tanggal 24 Maret 2018 adalah momentum di mana diselenggarakannya Hari TBC sedunia. Sebagai salah satu penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian, penyakit TBC mendapat perhatian khusus dari berbagai elemen masyarakat. Seperti Kemenkes, Petugas Kesehatan, Media/Blogger sampai Relawan yang terus menerus mengkampanyekan tentang Apa itu TBC, Apa Penyebabnya sampai Bagaimana Pencegahan dan Cara Mengobatinya.



Kenapa sih sampai harus ada perhatian khusus dari mereka?

Karena TBC merupakan penyakit menular yang banyak menyebabkan kematian yang diderita oleh masyarakat di seluruh dunia. Dan Indonesia sendiri menduduki peringkat ke dua setelah India yang warganya paling banyak menderita penyakit TBC ini. Pada Tahun 2016 saja, setidaknya terdapat 274 kasus kematian per hari yang disebabkan oleh TBC. Dan setiap tahunnya, penderita TBC di Indonesia rata-rata mencapai lebih dari 1.000.000. Angka yang cukup fantastis. Padahal, TBC merupakan penyakit yang dapat dicegah, yaitu dengan rajin mengkampanyekan dan mengedukasi bahaya TBC kepada seluruh lapisan masyarakat dengan berbagai metode penyuluhan yang ada.

Seperti pada acara kampanye #PeduliKitaPeduliTBC yang diselenggarakan pada Tanggal 25 Maret 2018 di Fx Sudirman tadi siang. 

Acara ini khusus mengkampanyekan tentang kepedulian semua elemen masyarakat akan bahaya TBC dengan menghadirkan Narasumber Dokter Spesialis Paru, Komunitas Pejuang Tangguh (PETA), Mural Artis dan Selebriti. Kampanye ini bertujuan untuk menekan angka penderita TBC di Indonesia sebagai negara ke dua terbesar dengan penderita TBC di Dunia. 

Sebagai informasi, Pejuang Tangguh (PETA) ini adalah komunitas yang terdiri dari orang-orang yang pernah menderita TBC dan sembuh total. 

Kiri : Reza Rahadian, Uluwiyah (Pegiat PETA), Vino G.B, Tutugraff (Mural Artist), dr. Erlina dan MC mba Putri

Sasaran kampanye di acara ini adalah Media dan Blogger agar bisa memberikan informasi lengkap tentang TBC untuk mengedukasi masyarakat melalui tulisan-tulisannya. 

Penyebab TBC

TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis yang bisa menyerang hampir semua organ tubuh. Seperti Otak, Kulit, Tulang, Kelenjar Getah Bening, Usus, dan Paru-Paru. Tapi kuman Mycobacterium Tuberculosis ini lebih sering menyerang bagian Paru-Paru dengan presentase 80% dibanding organ lain. Makanya, TB Paru menjadi penyakit menular yang paling banyak diderita oleh masyarakat yang dapat menyebabkan kematian karena penularannya melalui udara saat penderita bicara, batuk atau pun bersin. Karena saat si penderita TBC tersebut berbicara, batuk atau bersin, kuman TBC ikut keluar ke udara dan mampu menyerang orang lain di sekitar. Khususnya orang yang sedang memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Setidaknya, ada sekitar 0-200 kuman yang keluar saat bicara. 0-3500 kuman yang keluar saat batuk dan ada sekitar 4.500-1.000.000 kuman yang keluar saat bersin. Karena banyaknya kuman yang keluar, TBC sangat mudah tertular ke masyarakat sekitar. 

Gejala TBC

  • Penderita TBC biasanya mengalami batuk yang lebih dari 2 minggu sebagai gejala awal dan biasanya disertai keluar darah saat batuk. 
  • Nafsu makan berkurang
  • Berat badan turun drastis.
  • Sesak di bagian pernafasan
  • Meriang yang hilang timbul dan
  • Keringat malam


Jadi, jika mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh selama lebih dari dua minggu, segera datang ke Pelayanan Kesehatan terdekat untuk diperiksa lebih lanjut. Walau belum tentu terkena TBC, tapi setidaknya ada hasil yang menyatakan apa penyebab batuk tersebut. Kalau ternyata positif TBC, pengobatan pun bisa langsung diberikan sehingga kemungkinan besar penderita TBC akan cepat sembuh sesuai waktunya. Untuk menegakkan diagnosa apakah terdapat kuman TBC atau tidak, diperlukan pemeriksan dahak. Jadi, spesimen dahak pasien sewaktu akan diperiksa selama 3 hari  kemudian dilihat dengan menggunakan mikroskopis. Selain cek spesimen sputum, biasanya beberapa Dokter juga akan menyarankan untuk Photo Thorax atau Rontgen. 

Cara Mengobati TBC

Ketika pasien dinyatakan positif TBC, penderita akan diberikan obat kombinasi yang minimal terdiri dari 4 jenis obat berbeda di Tahap Awal selama 2 bulan dan minimal 2 jenis obat berbeda di Tahap Lanjutan selama 4 bulan. Jadi total, jangka waktu minimal pengobatan TBC selama 6 bulan lamanya. Kenapa minimal harus 6 bulan? Karena menurut dr. Erlina Burhan Sp.P kuman TBC yang ada di dalam organ yang terserang memiliki karakter dan tugas yang berbeda-beda, dan untuk membunuh semuanya harus menggunakan obat dengan minimal terdiri dari 2 jenis obat berbeda dan jangka waktu minimal 6 bulan non stop setiap hari. Bagi penderita TBC, haram hukumnya tidak meminum obat yang diberikan oleh Dokter walau sehari. Kenapa? Karena kuman TBC akan terus berkembang biak sehingga lama kelamaan akan menjadi kuman yang bermutasi atau resistensi/kebal terhadap obat tersebut bahkan bisa sampai menyebabkan kematian.

Ketika kuman TBC bermutasi atau resisten/kebal terhadap obat tersebut, maka status TBC pasien menjadi Multi Drug Resistant (MDR) yaitu pasien membutuhkan obat anti TBC (OAT) lain yang memiliki dosis berbeda dengan efek samping yang lebih banyak dan jangka waktu yang lebih lama. Pemberian obatnya pun melalui oral dan melalui pembuluh darah yang harus disuntikkan setiap hari selama 2 bulan berturut-turut.

Selain harus rutin meminum obat setiap hari sesuai anjuran Dokter, penderita TBC juga harus mengkonsumsi makanan bergizi serta rajin berjemur di bawah matahari pagi karena kuman TBC bisa mati ketika terkena sinar matahari langsung.

Untuk mencegah penularan penyakit TBC, penderita TBC harus :
  • Menutup mulut ketika batuk atau bersin. Sebaiknya selalu menggunakan masker
  • Jangan meludah di sembarang tempat
  • Membuang dahak di saluran WC atau ditimbun di tanah.
Sangat penting melakukan pencegah TBC karena dengan mencegah bisa menurunkan jumlah penderita TBC sekitar 72 %. Kalau fokus pada pengobatan saja, hanya menurunkan jumlahnya 2%

Temukan TBC dan Obati Sampai Sembuh

Sampai saat ini, penderita TBC masih mendapat stigma negatif oleh sebagian masyarakat karena dianggap sebagai penderita penyakit kutukan, dll. Karena mendapat stigma negatif, para penderita yang merasa dirinya terkena gejala TBC kerap kali malu untuk berobat. Padahal seharusnya, penderita TBC harus berobat dan meminum obat sampai sembuh agar tidak terjadi resisten/kebal obat atau meninggal.

Selain karena faktor malu untuk berobat, biaya juga menjadi kendala penderita untuk tidak berobat.

Berobat Gratis 100%

Bagi penderita yang kurang mampu, Pelayanan Kesehatan Pemerintah seperti Puskesmas memberikan layanan pengobatan TBC gratis 100%, jadi tidak ada alasan untuk tidak berobat karena tidak punya biaya. 

Untuk Pelayanan Kesehatan seperti Rumah Sakit atau Klinik, memberikan pengobatan gratis hanya sekian persen. 

Jika mengalami gejala-gejala yang mengarah pada TBC seperti di atas, sebaiknya segera datang ke Pelayanan Kesehatan Terdekat. 

Dukung Kampanye TOSS TB

Yuk, ikut dukung mengkampanyekan #PeduliKitaPeduliTBC dengan menyebarkan informasi penting serta edukasi semua masyarakat agar Indonesia bebas TBC. Jika bertemu penderita TBC, support untuk tetap semangat bukan justru dijauhi. Seperti kata Vino G.B "Jauhi penyakitnya bukan jauhi orangnya" 


Salam, 

9 komentar

  1. Semoga orang yang peduli terhadap TBC bisa semakin banyak ya mbak. Jadi kita semua bisa sama-sama mencegah nya

    BalasHapus
  2. Yang paling penting sih jika ada yg kena TB disekitar kita jangan dikucilkan ya... Waspada penularan penting tapi please jangan dikucilkan...

    BalasHapus
  3. Noted, kalau ga rajin minum obat yang ada bisa resisten. Pengobatan TB MDR malah lebih lama sampai 2 tahun.

    BalasHapus
  4. Penderitaan TB hrs d suppot keluarga dekat utk sembuh, krn hrs konsumsi obat sepnjang usianya

    BalasHapus
  5. Pengobatannya gratis, tetapi masih banyak penderita TBC yang tidak mau berobat.

    BalasHapus
  6. Kalo dulu banyak sinetron yg tokohnya meninggal karena TB. Ini termasuk penyakit yg menyeramkan ya. Menular pula.

    BalasHapus
  7. Penyebarannya melalui udara sangat rentan ya..berruntung saat ini sudah semakin banyak pihak yg aware terhadap penyakit TBC

    BalasHapus
  8. Alhamdulillah jika sudah digratiskan pemerintah. Semoga makin banyak juga yang peduli pada penyakit TBC ini sehingga bisa diberantas dengan tuntas

    BalasHapus

Welcome to my second home, dan terima kasih sudah mampir ke rumah.