Bismillah.
Assalamualaikum.
Icha mode blogger is back.
Beberapa hari yang lalu saya curhat di sini kalau tahun kemarin itu saya jadi lebih banyak membaca buku dan menonton anime/drama.
Punya hobi membaca dari kecil saat masih duduk di sekolah dasar. Beraneka ragam bacaan saya dulu. Dari membaca Majalah Hidayah, Komik Horor, Siksa Neraka, Majalah Bobo, Buku-Buku Paket Taman Kanak-Kanak, sampai brosur dari bank BCA yang bapak saya bawa pun dibaca.
Dulu orang tua saya punya sekolah TK. Tiap ajaran baru, selalu ada buku-buku paket yang datang untuk anak-anak. Saya sering baca bukunya saat lagi gabut.
Selain buku paket TK dan komik, sisanya hasil pinjam dari saudara dan tetangga.
Saudara saya punya banyak majalah hidayah, saya pinjam tiap lagi main ke sana. Kebetulan rumahnya pun nggak jauh dari sekolahan saya.
Sedangkan majalah Bobo, saya pinjam dari tetangga.
Saat sekolah menengah, bacaannya beralih menjadi koran, novel-novel teenlit seperti Summer Breeze karya Orizuka, novel-novel islamic romance, hingga komik-komik populer seperti Detektif Conan dan sebagainya. Semuanya hasil pinjam dari teman dan Perpustakaan Sekolah.
Dulu hanya mampu beli komik murah pakai uang jajan sekolah. Sekarang Alhamdulillah sudah bisa beli buku sendiri.
Setelah dihitung-hitung, tahun kemarin saya membeli 19 buku yang terdiri dari buku fisik dan digital.
Memang jumlahnya masih sedikit dibandingkan book reader lainnya yang setahun bisa membaca puluhan buku. Namun, tahun kemarin menjadi tahun terbanyak saya membaca dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya membaca 2—3 buku per tahun.
But it's okay, karena saya pun tidak menargetkan harus berapa banyak buku yang saya baca dalam satu tahun.
Mau tau buku apa saja yang saya baca? Let me tell you.
Buku-Buku Karya Keigo Higashino
Dari 10 buku Keigo Higashino yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, 9 bukunya saya tamatkan di tahun kemarin: Keajaiban Toko Kelontong Namiya, Malice, Kesetiaan Mr X, Pembunuhan di Nihonbashi, Dosa Malaikat, Masquerede Hotel, Tragedi Pedang Keadilan, Blackshowman dan Pembunuhan di Kota Tak Bernama, dan A Midsummer's Equation.
Sedangkan satu buku lagi yang berjudul Angsa dan Kelelawar, baru selesai dibaca beberapa hari yang lalu.
9 buku Keigo bergenre misteri thriller dan 1 buku lagi bergenre realisme magis. Bagi yang suka membaca buku yang bercerita tentang misteri pembunuhan dan detektif, teman-teman bisa membaca buku-buku di atas selain Keajaiban Toko Kelontong Namiya, karena buku tersebut bercerita tentang keajaiban sebuah toko kelontong yang mampu mengantarkan surat dari masa depan ke masa lalu dan dari masa lalu ke masa depan.
Pasien
Buku karya Naomi Midori—buku dari penulis Indonesia yang saya baca—Bergenre iyamisu atau psychology thriller yang menonjolkan sisi gelap dari manusia.
Bercerita tentang enam anggota keluarga pemilik toko bangunan yang ditemukan terbantai di rumah mereka. Penyelidikan polisi menyimpulkan bawha mereka saling membunuh karena perebutan warisan.
Jadi, apakah benar mereka saling membunuh?
Teka-Teki Rumah Aneh
Masih dengan J-Lit, buku ini pun karya dari penulis Jepang bernama Uketsu.
Sesuai dengan judulnya yaitu Teka-Teki Rumah Aneh, buku ini menceritakan tentang rumah dengan banyak keanehan di dalamnya.
Sekilas, rumah tersebut terlihat seperti rumah-rumah lain pada umumnya. Namun, ternyata banyak keanehan di sana-sini dan keanehan demi keanehan itu bertumpuk, kemudian terjalin membentuk satu "kenyataan". Kenyataan yang amat teramat sangat mengerikan.
Hati-hati setelah lembar ending, karena ada sesuatu yang bikin jumpscare
Funiculi Funicula Series
Lagi-lagi J-Lit. Saya baru engeh kalau dari 15 buku yang sudah saya baca, hanya 1 buku dari penulis Indonesia.
Sama seperti Keajaiban Toko Kelontong Namiya, buku karya Toshizaku Kawabuchi ini bergenre realisme magis yang heartwarming.
Bercerita tentang kafe tua yang mampu melakukan perjalanan ke masa lalu atau ke masa depan dengan cara duduk di salah satu kursi yang ditentukan sambil meminum kopi yang disajikan.
Orang yang sedang melakukan perjalanan waktu, harus menghabiskan kopinya sebelum dingin agar bisa kembali ke masa saat ini.
Funiculi Funicula series sudah ada 3 buku yang diterjemahkan ke Indonesia:
- Funiculi Funicula: Before the Coffee Gets Cold
- Funiculi Funicula: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap
- Dona-Dona
Pembunuhan di Rumah Miring
Buku pertama karya Soji Shimada yang saya baca.
Terjadi pembunuhan di sebuah rumah unik di Jepang yang memiliki lantai dan tangga miring, serta dihiasi topeng dan boneka. Seorang jutawan ditemukan tewas di ruangan tertutup, lalu diikuti oleh korban-korban lain.
Siapa pelakunya? Apa motifnya?
Dari semua buku cetak yang saya beli, ada 3 buku cetak yang saya jual kembali. Alasannya sederhana, karena kurang berkesan setelah dibaca.
Funiculi Funicula 1, 2, dan Dona Dona termasuk buku yang tidak akan saya jual karena termasuk buku yang berkesan bagi saya.
Bulan Januari ini saya sudah membeli 2 buku, dan baru 1 yang selesai dibaca. Berarti, total masih ada 7 buku lagi yang masih antre untuk dibaca.
Anyway, dari 15 judul buku yang saya sebutkan di atas, adakah judul yang ingin diulas lebih lanjut?
Salam,
Tidak ada komentar
Welcome to my second home, dan terima kasih sudah mampir ke rumah.