Langkah Preventif Agar Anak Tidak Mengompol

Bismillah.

Assalamu'alaikum, Buibu.

Buibu, nggak terasa ya tahun 2020 udah memasuki bulan ke dua aja.

Rasanya waktu berlalu begitu cepat. Berharap sih, hari-hari yang akan datang, bisa diisi dengan aktivitas yang lebih bermanfaat lagi.

Btw hari ini saya lagi mudik ke kampung orang tua dan mertua.

Alhamdulillah, masih diberi rezeki dan kesempatan untuk berkunjung ke rumah keluarga di kampung.

Oh, ya. Jadi ceritanya saya punya ade, yang usianya satu tahun lebih tua dari anak saya, Sultan.

Saya baru tau, kalau ade masih suka ngompol di atas kasur saat tidur malam.

Beberapa hari bermukim di rumah orang tua, tiba saatnya berkunjung ke rumah mertua.

Iya, kami emang gitu. Tiap pulang kampung, suami cuti kerja seminggu, terus dibagi-bagi deh nginepnya.

Saat di rumah mertua, beliau cerita, kalau sepupu Sultan yang usianya beberapa bulan lebih tua pun masih suka ngompol pas nginep di sana.

Kemudian saya kepikiran dan mengingat-ingat, kapan terakhir kali Sultan ngompol di kasur.



Setelah ingat, kalau nggak salah, Sultan terakhir ngompol itu sekitar hampir satu tahun yang lalu. Itu pun ngompol yang ke tiga atau empat kalinya dari proses toilet training satu tahun sebelumnya.

Lalu saya merasa beruntung karena anak nggak pernah ngompol lagi, dan berpikir, sepertinya jarang ngompol karena sounding saya selama ini.

Iya, dulu, selama masa proses toilet training dua tahun lalu, tepat di usianya yang dua tahun. Salah satu kalimat yang saya ulang-ulang dan tekankan adalah, bahwa buang air itu di kamar mandi, bukan di celana.

Sounding setiap hari dan every time, karena awal toilet training anak masih gagal buang air di kamar mandi pas ditatur.

Setelah berhasil dan lulus toilet training pun, saya masih tetap sounding bahwa buang air itu di kamar mandi.

Soundingnya saat anak sudah minta pipis dan buang air besar sendiri. Sambil bukain celana dan anter dia ke kamar mandi, saya selalu ulangi kalimat tersebut.

Contohnya, "Nah, gitu sayang. Kalau pipis di kamar mandi, bukan di celana."

Semacam apresiasi bahwa keputusan dia meminta buang air di kamar mandi itu adalah langkah yang benar.

Setelah selesai dari kamar mandi, saya pun kembali apresiasi dengan kalimat, "Pinter nih udah buang air di kamar mandi. Nanti kalau kebelet lagi, bilang, ya."

Gitu terus yang saya katakan setiap hari.

Begitu pun sebelum tidur. Saya selalu ulangi kalimat untuk bangunin saya di tengah malam kalau dia kebelet pipis.

Hasilnya? Alhamdulillah. Selama ini ya dia selalu bangun tengah malam kalau kebelet, lalu bangunin saya buat anter ke kamar mandi.

Sebenarnya, banyak faktor penyebab anak sering mengompol. Seperti keturunan, gangguan kandung kemih, atau minum minuman yang berpotensi meningkatkan produk urin seperti teh sebelum tidur. 


Sebagai orang tua, kita pasti tau perkiraan penyebab anak sering mengompol. 

Setelah diketahui penyebabnya, kita bisa langsung ambil tindakan berupa memberikan afirmasi positif bahwa si anak sudah besar,  dan bukan saatnya lagi mengompol di atas kasur misalnya.

Atau mengambil tindakan berupa konsultasi lebih lanjut dengan ahlinya.

Nah, untuk mencegah agar anak tidak mengompol, tentunya perlu tindakan preventif.

Misalnya tindakan yang saya lakukan seperti:

1. Dari saat proses toilet training, selalu tatur anak ke kamar mandi sebelum tidur. Baik berhasil pipis atau nggak pas ditatur, tapi setiap malam harus selalu dilakukan.

Setelah lulus toilet training, selalu tawari anak untuk buang air kecil sebelum tidur. Apalagi kalau sebelumnya abis minum banyak, atau cuaca lagi dingin.

Langkah ini wajib banget dilakuin, karena ke depannya anak jadi paham lalu terbiasa, bahwa sebelum tidur sebaiknya buang air kecil dulu.

2. Sounding, sounding, dan sounding.

Langkah wajib ke dua adalah sounding. Ada yang sounding dulu baru nerapin praktik ke anak, ada juga yang sounding sambil nerapin praktiknya ke anak.

Kalau saya prefer sounding sambil nerapin praktiknya ke anak.

Jadi, sambil ngajarin, saya sambil sounding.

Jangan lupa untuk sounding setiap hari, setiap saat tatur anak/saat anak minta buang air, dan sebelum tidur.

3. Apresiasi

Langkah kecil sebenarnya, tapi hasilnya luar biasa.

Saat mendapat apresiasi, anak akan merasa bangga dengan langkahnya, dan berusaha untuk selalu mengulangi langkahnya esok hari.

4. Jangan marah saat anak gagal

Ini langkah yang lumayan susah sih, wkwkwk.

Pasti ada yang namanya kegagalan saat berproses. Itu wajar banget sebenernya. Tapi kadang kita sebagai ibu, suka emosi atau gregetan yang bikin jadi marah ke anak.

Padahal ya kita nggak bisa nyalahin anak juga. Apalagi masih proses, karena anak masih beradaptasi.

Jadi, sebisa mungkin, tahan amarah, tapi tetap ingatkan dengan sounding. 

Gimana? Gimana? Gampang, kan langkahnya?

Asal telaten dan sabar, InsyaAllah anak bisa dicegah untuk sering mengompol.

Salam, 

Tidak ada komentar

Welcome to my second home, dan terima kasih sudah mampir ke rumah.