Manfaat Menerapkan Food Preparation di Saat Pandemi Covid-19

Bismillah.

Assalamu'alaikum, Buibu. Apa kabar?

Btw udah hari ke berapa nih menerapkan physical distancing, alias di rumah aja?

Kalau saya kayanya udah hampir sebulan nggak keluar rumah kecuali untuk belanja kebutuhan dapur.

Iya, saya atau suami masih keluar rumah untuk belanja kebutuhan hidup. Kalau ke tempat keramaian seperti makan di luar atau jalan-jalan ke mall sih udah nggak, ya.

Tapi meski masih keluar rumah, per awal April kemarin frekuensi keluarnya udah berkurang.

Kenapa? Karena sejak tanggal 1 April kemarin, saya menerapkan food preparation untuk seminggu sekaligus.

Bahan masakan saya selama seminggu di kulkas satu pintu 

Jadi sekarang saya nggak perlu lagi setiap hari belanja ke tukang sayur/pasar/supermarket untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Sebenarnya dari tahun 2019 kemarin udah pengen nyoba nerapin food prep per minggu. Tapi baru terlaksana sekarang saat ada wabah ini.

Bagi yang belum tau, memang apa, sih, food preparation?

Singkatnya, food preparation atau yang biasa disebut food prep adalah teknik menyiapkan bahan masakan sekaligus yang disimpan untuk  beberapa hari ke depan.

Tujuannya apa? Ya apa lagi kalau bukan untuk menghemat waktu, dan tenaga.

Alasan saya memutuskan untuk menerapkan food preparation di saat pandemi ini salah satunya adalah untuk meminimalisir frekuensi keluar rumah. 

Tapi ternyata, setelah hampir tiga minggu menjalani food prep,  memang banyak keuntungan yang saya rasakan. 

Selain hemat waktu dan hemat bensin karena nggak perlu setiap hari belanja, juga hemat tenaga banget. 

Bahan masakan tinggal ambil di kulkas, dan menu masakan selama seminggu udah tersusun, otomatis saya bisa masak dengan nyantai. 

Pagi-pagi nggak perlu buru-buru belanja, dan pastinya nggak pusing lagi mau masak menu apa. 

Keuntungan lain menerapkan food preparation di saat pandemi Covid-19 ini adalah:

1. Menerapkan physical distancing 

Lagi gencar banget kan anjuran untuk physical distancing. Jangan keluar rumah kecuali untuk keperluan mendesak. 

Dengan menerapkan food preparation per minggu, jadi saya belanjanya seminggu sekali. 

Berarti secara otomatis, saya minim berinteraksi dengan orang, sehingga memperkecil resiko penyebaran virus corona. 

Saat waktunya belanja pun, saya berusaha menjaga jarak, dan menerapkan protokol keamanan sebelum masuk rumah. 

2. Minim kontak dengan media penularan

Karena nggak tiap hari belanja, otomatis frekuensi menyentuh uang pun berkurang. Padahal uang adalah salah satu media penularan corona virus. 

Iya kalau belanjanya di supermarket atau via online groceries, bisa bayar cashless menggunakan debit atau kredit. 

Kalau ke pasar atau tukang sayur? Pasti bayarnya cash, dong. 

Btw kenapa saya nggak belanja via online groceries? Karena kapok, wkwkwk. 

Jadi tahun kemarin, saya pernah belanja kebutuhan dapur via aplikasi. 

Saya mesen ayam kampung, yang dateng ayam broiler. 

Mesen 1 kg buah alpukat, yang bagus cuma satu biji. Sisanya? Busuk semua. 

Komplain ke pihak terkait, dan mau diganti, tapi diantarnya bersamaan dengan orderan selanjutnya. 

Jadi saya harus order lagi dulu, baru belanjaan yang nggak sesuai sebelumnya dianter untuk dituker. 

Lucu, ya, sistemnya? Wkwkwk. 

Tentu saya tolak mentah-mentah. Udah kecewa duluan. Padahal itu pengalaman pertama saya belanja via online. 

Makanya sekarang nggak mau belanja via online groceries lagi, huhu. 

Untung di sini tukang sayurnya deket, dan lengkap. Jadi saya jarang belanja bahan masakan ke pasar atau supermarket. 

Btw nanti kapan-kapan saya share ya tips dan trik menyimpan bahan masakan agar awet selama seminggu di lemari pendingin. 

Salam, 

Tidak ada komentar

Welcome to my second home, dan terima kasih sudah mampir ke rumah.