Tentang Zero Waste Lifestyle


Bumi bukanlah warisan dari nenek moyang, tapi merupakan pinjaman dari anak cucu. - unknown

Demen bet saya sama quote di atas. Jadi semakin meningkat semangat untuk menjaga bumi. 

Makanya quote di atas ada di tiga tulisan saya yang berbeda, salah satunya ini, hehehe.

Pertama kali denger quote tersebut di acara Unilever dua tahun lalu. Jleb banget gitu rasanya. Sejak itulah saya pun jadi suka kepikiran, apakah selama ini saya sudah cukup untuk menjaga bumi? Biar saat waktunya anak cucu udah gede, mereka bisa hidup di bumi dengan layak.

Alhamdulillah setahun belakangan ini saya sedang menjalankan zero waste lifestyle. Yaaaa belum 100% juga, sih. Masih sepersekian puluh persen yang saya lakukan.

Tapi setidaknya saya sadar, bahwa gerakan ini memang harus dilakukan sesegera mungkin. Mau tidak mau, suka tidak suka.

Liat berita beberapa hari yang lalu, tentang kondisi Bantar Gebang saat diambil gambarnya melalui drone?

Itu sampah numpuuuuuuk banget.

Ternyata, sampah di rumah kita cuma pindah tempat ke Bantar Gebang. Karena di sana, sampah belum bisa dikelola dengan baik, yang akhirnya setiap hari semakin menumpuk.

Sampah apa yang kebanyakan ada di sana? Yes, plastik.

Seakan-akan kebutuhan hidup kita itu sangat dekat dengan plastik. Barang kecil aja kaya terasi atau kemiri dibungkusnya pake plastik. Ya, kan?

Bisa nggak sih sebenarnya kita menerapkan 100 % hidup tanpa plastik? Bisa!

Asal semua lapisan masyarakat dari atas ke bawah, dari yang berkuasa, dari yang besar, semuanya sepakat untuk meniadakan plastik ke dalam kehidupan sehari-hari dan menggantinya dengan produk yang ramah lingkungan.

Susah? Sudah pasti susah banget!

Pelan-pelan, perlahan demi perlahan, sampai kita siap menuju Indonesia 100 % tanpa plastik.

Udah kaya lagi kampanye, ya, wkwkwkwk.

Tentang zero waste lifestyle intinya adalah hidup minim sampah. Bukan hanya tentang mengurangi plastik, tapi juga mengurangi sampah makanan, sampah bekas pakai, dll.

Sekarang lagi booming yang namanya menstrual cup. Siapa yang udah berani pake?

Saya masih ngeri, wkwkwk. Tapi lagi coba mencari informasi lebih dalam mengenai menstrual cup sampe ngelotok biar jiwa raga ini siap untuk pake.

Tujuannya apa sih pake menstrual cup? Apa lagi yang utamanya kalau bukan untuk mengurangi sampah pembalut yang tiap bulan kita beli.

Mau nerapin 100 % zero waste lifestyle? Beralih pake biji lerak untuk cuci baju, cuci piring, dll. Bukan lagi pake detergen.

Bawa sedotan stainless, wadah makanan serta botol minum saat bepergian.

Sedotan stainless 

Beralih pake sabun dan sampo batang, ganti sikat gigi kayu. Manfaatkan kulit buah-buahan seperti jeruk untuk pengganti cairan pembersih lantai/kaca.

Cara mengelola sampah bukan cuma dengan cara mengurangi, tapi juga gunakan lagi untuk memperpanjang usia pemakaian, lalu daur ulang.

Ah! Rempong ya ternyata. Embeerrr....

Tapi dengan kamu sadar aja bahwa bumi ini darurat sampah, secara perlahan kamu akan memulai gerakan ini dengan sukarela dan bahagia. 

Salam, 

Tidak ada komentar

Welcome to my second home, dan terima kasih sudah mampir ke rumah.