Agar Menjadi Ibu yang Dirindukan Anaknya


Tulisan ini dibuat karena terinspirasi dari curhatan emak-emak di grup whatsapp. Bahwa beberapa dari mereka tidak merindukan sosok seorang ibu. Bukan, bukan karena ibu mereka sudah terlalu lama telah tiada, tapi karena sikap dan perlakuan seorang ibu yang membekas di hati anak-anaknya sehingga mereka pun tidak merindukan sosok ibu.

Baca juga: 5 me time sederhana ibu rumah tangga

Bahwa ibu mereka mempunyai innerchild yang berdampak negatif terhadap anaknya, sehingga terkesan lebih suka menyalahkan yang sebenarnya tidak salah. Bahwa ibu mereka adalah ibu yang super sibuk dan cenderung pemarah. Bahwa ibu mereka terlalu menuntut anak untuk mandiri dan suka menyakiti hati.

Ibu adalah sekolah pertama bagi sang anak. Dan sekolah adalah tempat di mana seharusnya anak mendapatkan  pelajaran dan pengalaman baru. Jika pelajaran dan pengalamannya begitu tidak menyenangkan, bisa saja yang terjadi nanti anak pun akan mengalami innerchild yang kemungkinan berdampak negatif untuk dirinya dan anaknya kelak.

Baca juga: Akibat ekspektasi yang tidak sesuai realita

Bagaimana jika sebaliknya? Pelajaran dan pengalaman baru yang menyenangkan, bisa saja yang terjadi nanti sosok ibu akan menjadi ibu yang dirindukan anak-anaknya sampai kapan pun.

Bagaimanapun, ibu adalah orang yang rela bertaruh nyawa agar kita dilahirkan dengan sehat dan selamat. Tapi jika bersikap demikian, bukankah justru membuat anak akan menyesal telah dilahirkan?
“Sesungguhnya hati itu raja dan yang lain adalah prajurit. Jika hati sudah tumbuh, yang lain akan mengikuti. Dalam mendidik anak, ibu harus menguasai hatinya terlebih dahulu. Karena pekerjaan yang sia-sia adalah orang tua yang selalu menasehati tapi tidak saling terikat hatinya. Sebaik-baiknya ibu terhadap orang lain, ingatlah bahwa anak adalah pemilik utama kebaikan-kebaikan ibu. Ibu, jagalah lisannya. Karena lisan seorang ibu adalah doa bagi anaknya. Janganlah ibu membuang sampah-sampah emosi ke anak. Cintai mereka dengan tulus sehingga kita bisa meraih hatinya. Jadilah ibu yang dirindukan” – ustad bendri jaisyurrahman, konselor islamic parenting
Semua ibu pasti pernah merasa kesal dan emosi terhadap anaknya. Jika demikian, apa yang ibu lakukan? Meluapkan emosinya ke anak? Tidak sedikit yang seperti itu – termasuk saya. Tapi, bukankan lebih baik ibu introspeksi terlebih dahulu. Apakah suasana hatinya sedang tidak berdamai?

Karena terkadang, ketika emosi yang kita luapkan terhadap anak bukan sepenuhnya karena anak telah melakukan kesalahan. Melainkan karena kita sendiri yang sedang tidak berdamai dengan suasana hati. Sehingga ketika anak salah sedikit pun, emosi ibu langsung melonjak drastis.

Seperti yang saya garis bawahi di kutipan ustad bendri. Bahwa anak adalah pemilik utama kebaikan-kebaikan ibu. Kita sangat bisa berbuat baik terhadap orang lain, ke anak sendiri pun lebih lebih sangat bisa.

Setiap ibu punya cara tersendiri dalam mendidik anak. Agar anak menjadi orang sukses kelak. Agar anak menjadi kebanggaan orang tuanya. Semua ibu memiliki idealisme dan standarnya masing-masing. Ketika sang anak tak mampu mengikuti standar kita sehingga menjadikan kita ibu yang penuh amarah karena idealisme dalam mendidik anak yang tidak tercapai. Mau kah kita menurunkan standarnya?

Karenanya, senantiasa mendengarkan keluh kesah anak. Mengurangi luapan amarah. Menjadi teman setia di saat anak membutuhkan. Menjadi penolong di saat anak kesusahan. Menjadi penunjuk arah tanpa memaksakan kehendak. Menjadi pengingat ketika anak salah serta jadilah sumber kebahagiaan sang anak, agar menjadi ibu yang dirindukan anak-anaknya kelak.

Jangan hanya menjadi ibu bahagia tanpa membuat anak ikut bahagia. Karena membuat anak selalu bahagia adalah kesuksekan ibu yang seutuhnya.


39 komentar

  1. katanya anakku rindu dg kecerewetanku, sejak mereka merantau mereka kehilangan mama yang suka bawelin

    BalasHapus
  2. aku suka quotenya mbak iya benar hati adalah raja......kita harus menguasai emosi kita ya

    BalasHapus
  3. ilmu dan informasi yang bermanfaat , terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah jika bisa bermanfaat. Sama2 mba

      Hapus
  4. perlu baca juga ni, punya anak tiga, hiiiks

    BalasHapus
  5. Iya bunda bener banget. Sebagai ibu kita dituntut harus secepatnya belajar berdamai dengan suasana hati, klo nggak terkadang bikin kita meluapkannya kepada anak atau jadi kurang sabar dalam menghadapi anak2. Smga kita bisa mnjadi ibu yang terus2 berbenah diri ya bun terutama soal hati kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba ngerasain bgt deh klo kita lg rungsing kayanya anak salah mulu jadinya :( Amin yaAllah

      Hapus
  6. Terimakasih bunda2 semua sudah mampir kesini

    BalasHapus
  7. suasana hati kadang memang mempengaruhi mood dan emosi kita ya sebagai ibu, sebiasa mungkin harus tetap tenang, biar perlakuan ke anak pun menyenangkan ga pakai cubit2an hihii.

    salam kenal Mak Icha

    BalasHapus
  8. Aih iya, semoga esok nanti saya bisa menjadi ibu yang dirindukan oleh anak-anak saya :")

    BalasHapus
  9. aku belum bisa jadi ibu yang menyenangkan buat anak ihhh. masih suka berantem sama anak, hahaha

    BalasHapus
  10. bagus banget tulisannya, menyentuh dan bikin baper kok ya..

    BalasHapus
  11. Makasih ilmunya, Mbak. AKu memang belum jadi ibu sih, tapi insya Allah bakal aku ingat saat nanti jadi seorang ibu.

    BalasHapus
  12. Terima kasih sudah mengingatkan kembali ya mba, mengenai sosok ibu.
    Jadi pengen cepet pulang ke kostan, kebetulan ibuku lagi ke Jawa. Bahagia kalo deketan sama ibu.

    BalasHapus
  13. Jaman sudah sangat terbolak-balik sekarang yaaa...

    Menjadi Ibu yang dirindukan bukanlah tujuan tertinggi seorang ibu untuk masa kini.
    Maka tulisan mba Ica mengingatkan kita semua para Ibu untuk kembali hadir utuh - bersama anak.

    BalasHapus
  14. Yup, setiap ibu tentu punya standard masing-masing dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Namun, aku yakin, bahwa setiap ibu, tentu berharap menjadi sosok yang tak hanya akan dirindukan oleh anak-anaknya, tapi juga menjadi suri tauladan yang akan dibanggakan si anak pada keturunannya kelak.

    Yuk, mari menjadi ibu yang dirindukan, dengan menjaga sikap dan mampu meraih hati sang anak. :)

    Nice share, Mba. TFS!

    BalasHapus
  15. Awww thank you mbak sudha diingatkan :""")

    BalasHapus
  16. Untuk membuat anak bahagia, diperlukan ibu yang bahagia. Bagaimana bisa membuat anak bahagia, kalau ibunya marah-marah melulu, ya...??

    BalasHapus
  17. aku berusaha membersamai anak di kegiatannya. Semoga aku bisa jadi ibu yang dirindukan

    BalasHapus
  18. Kalimat terakhirnya....
    Makasih ya mbak, ini jadi reminder buatku juga. Au jg gk mau anak2 lbh suka dekat dengan misalnya kakek neneknya atau om tantenya ketimbang ibunya
    Semoga bisa menjadi ibu yg lbh bak lg aamiin

    BalasHapus
  19. Aq jadi pengin nangis..inget klo lagi banyak pikiran dan capek suka marah aja sama anak ya Allah..

    BalasHapus
  20. Infonya bagus banget Mbk makasih sudah diingatkan

    BalasHapus

Welcome to my second home, dan terima kasih sudah mampir ke rumah.