Darah di Tanah Aleppo



Siapa yang tak kenal Aleppo? Salah satu kota terbesar di Suriah yang saat ini keadaannya kian mencekam. Tak jauh berbeda dengan Gaza di Palestina dan Rohingya di Myanmar. Serangan terhadap Aleppo semakin hari semakin brutal. Apa salah mereka? Hanya karena "agama" yang mereka anut?

Aleppo, dulu tanahmu sejahtera dan damai, rakyatmu hidup rukun dan makmur. Tapi kini, tanah mu tak ubah layaknya tempat penjagalan hewan yang tak pernah luput dari percikan darah.

Aleppo, bagi kami kalian adalah manusia-manusia yang paling kuat. Kuat melihat anggota keluarga yang harus pergi sebagai syahid, kuat melihat potongan-potongan tubuh manusia yang berserakan, kuat melihat lumuran darah yang memenuhi tiap jengkal tanah kalian, kuat dengan keadaan yang sangat menyakitkan, kuat dengan pemandangan yang begitu jauh dari kata "aman". Ya, kini kalian terpaksa harus kuat dan siap untuk segala sesuatu yang akan terjadi setiap harinya.  

Aleppo, kalian pasti tidak pernah sedikit pun bermimpi mengalami hal sedemikian rupa, tapi ini lah kenyataan yang harus kalian alami. Para ayah, ibu serta anak-anak yang tak berdosa harus siap membiarkan nyawa mereka direnggut kapan saja. Nyawa kalian bagaikan sedang mengantri untuk menunggu giliran. Jika hari ini selamat, esok belum tentu.

Aleppo, suara tembakan rudal, ledakan bom serta dentuman meriam sudah tak asing lagi di telinga kalian. Melihat manusia berlumuran darah dan debu bukan lagi pemandangan yang tak biasa. Kehilangan anggota keluarga bukan lagi sesuatu yang jarang terjadi. Ya, di sana nyawa kalian sangat murah

Manusia mana yang tak terenyuh hatinya melihat kebiadaban serta kebengisan yang dilakukan oleh Bashar Assad dan sekutunya. Terlebih naluri seorang ibu, melihat kepedihan yang dirasakan mereka terutama anak-anak sangatlah membuat hati teriris. Bagaimana tidak, untuk sekadar membayangkan seandainya berada di posisi mereka saja kami tak sanggup.

Entah terbuat dari apa hati pemimpin kalian, sehingga begitu bringasnya menghabisi rakyatnya sendiri. Bagaikan manusia yang telah lupa bahwa dunia adalah ladang amal dan akhirat adalah tempat pertanggung jawaban.

Aleppo, di pembuluh darah kita memang tak ada aliran darah yang sama, tapi kami adalah saudaramu. Saudara atas nama agama dan kemanusiaan. Karena apa pun agamanya, jika mempunyai rasa prikemanusiaan akan merasakan sakit yang sama dengan apa yang kalian derita

Aleppo, jika berkehendak ingin rasanya kami datang dan berdiri di depan Bashar Assad dan sekutunya untuk bernegosiasi menghentikan penderitaan ini, tapi apa mungkin? Karena para petinggi-petinggi negara pun tak bisa melakukan hal tersebut

Aleppo, segala sesuatu yang akan dan telah terjadi sudah pasti telah tergaris oleh kuasa Sang Ilahi. Karsna jika IA ingin, hari ini pun semuanya bisa terhenti. Tapi DIA sang maha menentukan sudah pasti mempunyai rencana yang lebih indah untuk kalian

Ketahuilah, saudara-saudaramu tak akan pernah berhenti memanjatkan doa serta membantu dengan apa yang kami mampu. Karena penderitaan kalian adalah derita kami

#SaveAleppo

Tidak ada komentar

Welcome to my second home, dan terima kasih sudah mampir ke rumah.